Thursday 30 November 2017

Mandiri Tak Berarti Sendiri

Alhamdulillah minggu ini pembelajaran Level 2 di kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional sudah dimulai. Setelah belajar tentang Komunikasi Produktif pada Level 1 lalu, sekarang kita akan belajar tentang Melatih Kemandirian Anak. Semangat....semangat.....

Kalau saat pembelajaran Komunikasi Produktif kemarin saya memilih anak mbarep untuk berpartner, kali ini saya memilih anak ragil untuk menjadi partner pada level 2 ini. Untuk urusan komunikasi anak ragil memang lebih mudah diajak komunikasi tapi untuk kemandirian masih anak mbarep juaranya. Masih penasaran sih apa karena faktor mbarep dan ragilnya atau ada faktor lain yang mempengaruhi. Tapi apapun hal yang mempengaruhi, kami tetap harus membekali mereka dengan pelajaran kemandirian.

Mandiri itu tak berarti sendiri, tetap ada orang tua yang membersamai. Orang tua yang bertugas menyiapkan bekal untuk anak-anak bisa hidup mandiri. Seperti kegiatan kami kemarin lusa, kebetulan anak ragil mendapat tugas dari sekolah untuk membuat gelang dari manik-manik. Kegiatan bersama orangtua judulnya. Saya sudah belikan manik-manik dan benang senar untuk gelangnya. Malam hari seusai makan malam saatnya kami bertiga beraksi. Lalu dimana letak pelajaran hidup mandiri??

Saya memberi arahan pada anak ragil tentang tahapan membuat gelang dari manik-manik. Tahapan pertama adalah menyiapkan bahan-bahannya, menyiapkan benang senar gelang, gunting dan meletakkan manik-manik di mangkok-mangkok kecil sesuai jenis atau warna manik-maniknya. Disini letak pelajaran kemandiriannya, kegiatan membuat gelang bersama orang tua itu bukan berarti semua disiapkan oleh orang tua. Anak ragil yang menyiapkan semuanya, mengambil gunting, mengambil mangkok-mangkok kecil lalu memasukkan manik-manik ke dalam mangkok. Mungkin terlihat sederhana kegiatan itu tapi sangat bermakna untuk melatih kemandiriannya.

Tugas saya dalam kegiatan ini hanya berkaitan dengan tali menali. Selebihnya anak ragil dan anak mbarep yang bekerja. Iya anak mbarep gak mau ketinggalan untuk membuat gelang juga. Saya hanya memberitahu kalau membuat gelang yang bagus itu dengan susunan manik-manik yang berpola. Saya berikan satu contoh lalu mereka sibuk berkreasi dengan warna warni pilihannya.

Pertama kali membuat gelang dari manik-manik dan mereka ketagihan rupanya. Mau lagi dan lagi sampai tak terasa malam sudah menghampiri. Anak ragil sudah membuat enam gelang dan anak mbarep membuat lima gelang. Good job kawan-kawan. Gelang-gelang sudah dimasukkan plastik untuk dibawa ke sekolah. Anak ragil dan anak mbarep bersama-sama mengembalikan semua perlengkapan ke tempat semula.

Belajar mandiri sebenarnya sudah ditanamkan sejak kecil, tapi membuatnya konsisten dan tetap disiplin adalah tugas yang tak pernah usai. Kuncinya adalah sabar dan teladan.



Baca juga : Komunikasi Produktif, Sebuah Aliran Rasa

#hari1
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#iippekalongan
#iipsemarang
#iipjawatengah

No comments:

Post a Comment